Novel: Tiada Salah Dengan Cinta (Synopsis) Ryan sosok manusia yang dianugerahi Allah sebuah qalbu yang apabila di ilustrasikan bagai sebuah electric guitar lengkap dengan sound system-nya, alunan nada-nada qalbunya bergema dan menghasilkan rangkaian harmonisasi, melantun indah agar didengar oleh semua orang, yang apabila dikonversi
Iamengunggah sebuah foto seorang perempuan cantik dengan caption 'ta'aruf' yang mengisyaratkan jika sosok tersebut mencari jodoh di media sosial. Bahkan dalam caprion tersebut tertulis jika perempuan cantik itu siap dipoligami. Siapa netizen jomblo yang tak tergiur untuk 'taaruf' dengan perempuan tersebut.
JUBAHAKHWAT CANTIK. Lingkar Dada: 54 cm. Panjang: 135 cm. Kain motif kombinasi bolero, warna coklat tua. Model bukaan depan kancing sanghai & belakang resleting. Dengan bordir bunga pada bagian dada & pergelangan tangan. Harga jubah: Rp 150.000. Jilbab polos cadar tempel. Panjang: sepaha.
Yangpenting anaknya sudah mau. Sudah siap dengan segala konsekuensi poligami itu. Aku juga berjanji dalam hati untuk menjaga keduanya nanti. Menikmati dua wajah cantik yang ada di depanku. Ah, aku jadi teringat hadist tentang seorang laki-laki yang terakhir ke luar dari neraka dan terakhir pula masuk ke surga. saya tidak mau dipoligami
Bukanlahsebuah perkara yang ‘aib ketika ada seorang wanita yang menawarkan dirinya kepada laki-laki yang shalih untuk menikahinya. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang shahabiyyah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan bukan perkara yang ‘aib pula kalau seorang wanita menawarkan dirinya untuk dipoligami (dijadikan istri ke-2 atau ke-3
mjXsuMQ. stock vector hijab logo vector avatar pengantin berbusana hitam pengantin pria wanita muslim muslimah avatar akhwat bercadar flat akhwat avatar koky akhwat wanita muslimah pengantin akhwat bercadar muslim couple ikhwan and akhwat greetings for eid avatar akhwat 3 orang akhwat sedang berdiri pengantin akhwat santri akhwat akhwat muslimah bercadar ilustrasi akhwat bercadar akhwat membaca buku little akhwat hijabi tempat wudhu pria ikhwan wanita akhwat signane muslim couple ikhwan akhwat holding hands akhwat duduk sendirian akhwat niqabi for display picture purple hijab akhwat is thinking akhwat membaca buku akhwat pashmina hitam vector akhwat sedang memegang sapu dengan seragam ungu avatar akhwat niqabi akhwat faceless akhwat cute akhwat bercadar khusus akhwat png illustration of muslim couple husband and wife embracing each other from behind akhwat mungil karakter akhwat muslimah suka membaca little akhwat with hijab syari akhwat illustration little akhwat with niqab bring a sun flower women in shari a hijab akhwat karakter akhwat bercadar karakter akhwat berdoa muslim woman akhwat sitting contemplating holding flowers on bricks women muslimah akhwat reading quran ramadhan illustration vector png muslimah akhwat half niqab walking monoline minimal style vector akhwat eid mubarak with black khimar syari and niqob ilustrasi kartun sunnah berkuda anak perempuan akhwat illustration of a husband and wife couple ikhwah akhwat happily married avatar little akhwat muslimah akhwat modest half niqab monoline minimal style vector akhwat with niqab muslimah with her best friend muslimah akhwat half niqab standing monoline minimal style vector muslimah akhwat french khimar monoline minimal style vector muslimah wearing a black syar i hijab sitting on chair reading book muslimah akhwat half niqab monoline minimal style vector
“Jangan salah, pembeli lingeri paling banyak justru temen-teman yang bercadar. Wah bentuknya tidak karuan pokoknya, saya yang jualan saja ngga pernah pakai model itu.” akhwat poligamiKami ngakak bersama mendengar obrolan salah satu instruktur pilates kami yang kebetulan juga merupakan seorang pengusaha pakaian dalam wanita. Ia berkisah panjang lebar tentang lingerie yang ia dapatkan dari Tanah Abang. Setiap kulakan yang bentuknya aneh-aneh di mata kami, konsumen tetapnya adalah teman-temannya yang bercadar dan yang sudah beranak masalah lingerie kerapkali menjadi obrolan yang lucu-lucu sedap jika dibahas, apalagi antar sesama perempuan. Kenapa masalah lingerie ini tiba-tiba mencuat begitu saja dalam pikiran saya?Tak lain dan tak bukan berawal dari viral nya video seorang istri yang mengantarkan suaminya untuk poligami. Haduh, kenapa ya kisah poligami dan pelakor selalu saja ramai diperbincangkan. Apalagi di grup WA bapak-bapak, yes apa iyes?Terkait pelakor, saya pribadi sebenarnya kurang begitu sreg dengan sebutan itu. Karena biasanya yang selalu menjadi objek pemberitaan adalah perempuan. Dan kenapa laki-lakinya bebas donk dari jeratan maut mulut netizen? Para lelaki ini bebas beraktivitas apa saja, tanpa adanya pandangan negatif yang menusuk-nusuk akhwat dan lingerie? Ya, mau ngga mau bahasan ini turut menjadi topik utama dalam perbincangan ibu-ibu di beberapa media sosial. Ragam komentar muncul dari berbagai macam sudut pandang. Tapi ada satu hal yang lucu dan membuat saya agak terkekeh dibuatnya. Yaitu obrolan salah satu di grup WA perihal masalah yang paling intim dalam rumah tangga, yaitu tentang sex dan berbagai macamnya sampai ke ragam anjuran khusus para ibu untuk memakai lingerie. Untuk apa? Ya untuk mengamankan’ suami-lah– betapa rendahnya lelaki jika kesetiaan hanya diukur dari lingerie. Saya saja sebagai perempuan ga mashoook kalau ukuran kesetiaan lelaki hanya diukur dari selembar saya juga tidak menafikannya begitu saja. Sebut saja kisah instruktur saya tadi, ia mendapat jawaban yang beragam dari konsumen setianya.“Alhamdulillah mbak, sejak pakai lingerie suami saya sudah jarang ngomongin poligami”.Ya, salah satu konsumennya itu merupakan seorang akhwat bercadar yang sudah punya 5 anak. Dalam pengertiann, yang didapat dari pengajian, poligami memanglah sunnah alias dianjurkan. Dan barang siapa istri yang memberi jalan suami untuk poligami ia akan mendapatkan ini ia telan mentah-mentah, meskipun di hati kecilnya sangat tidak sepakat. Beranak lima, masih kecil-kecil, dan suami acapkali membincang tentang poligami merupakan jalan dakwah yang harus dibantu oleh istri istri mana yang hatinya tidak ketir-ketir? Mau salehah, menuju jannah, tapi jika harus dipoligami, tunggu dulu. Begitu sinilah kemudian kisahnya berlanjut ke perihal lingerie. Iya lingerie. Ia bercerita, bahwa teman-teman akhwatnya juga merasa insecure dan resah jika suami mereka poligami. Obrolan tentang lingerie pun mencuat di kalangan akhwat yang takut sebenarnya ketakutan menolak poligami itu lebih karena urusan menolak ajaran agama yang melulu didoktrinkan suami dan seringkali didengungkan dalam beberapa kajian yang mereka ikuti resah, mereka berontak dalam sepi hingga akhirnya menjadi konsumen tetap penjaja lingerie. Mereka merasa berhasil membungkam para suami dengan lingerie. Ya semudah itu. Lingerie kemudian menjadi topik hangat dan juga komoditas yang paling dicari para akhwat saat tidak menafikan rasa insecuritas para akhwat tentang maraknya ajakan poligami. Di satu sisi, ajaran dan pengertian itulah yang mereka dapatkan dari para ustadz, namun perempuan tetaplah perempuan. Ibu tetaplah ibu. Istri tetaplah istri. Membagi cinta dan kasih, terlebih sudah memiliki anak bukanlah perkara mudah yang hanya bisa diiming iming dengan bualan tidak bisa berontak dengan terang-terangan, yang dapat dilakukan adalah berikhtiar dengan lingerie. Aneh juga sebenarnya, tapi begitulah setiap istri mempunyai caranya sendiri untuk melindungi anak-anak dan dirinya ini juga bisa dibaca di situs alternatif muslimah yang berbasis di Yogyakarta
akhwat cantik yang siap dipoligami